Senin, 31 Oktober 2011

PENDALAMAN PROTOKOLER

A.    PENDAHULUAN.
Setiap kita mendengar kata “PROTOKOLER” maka pada umumnya yang terlintas dipikiran kita adalah seorang yang berdiri dihadapan mike sambil memandu suatu acara (Master of Ceremony)
Gambaran tersebut tidak salah, akan tetapi belum menjawab arti tentang PROTOKOL tersebut secara lengkap, sebab tidak hanya terbatas mengenai berlangsungnya acara saja. Namun itu hanyalah merupakan salah satu aspek dari PROTOKOL.

B.     PENGERTIAN

Istilah PROTOKOL berasal dari bahasa latin yaitu Protokolum. Sedangkan bahasa aslinya berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu :
Þ    Protos yang berarti pertama
Þ    Kolla yang berarti melekat
Pada mulanya pengertian PROTOKOL adalah lembar pertama yang diletakkan pada suatu dokumen yang biasanya bersisi suatu tata tertib / tata cara.
Adapun pengertian PROTOKOL dalam arti yang lebih khusus adalah yang sering kita lihat yang berkaitan dengan segala kebutuhan yang bersangkut paut dengan suatu kegiatan, mulai dari sebelum kegiatan berlangsung sampai pada pelaksanaan suatau acara.

C.    PENTINGNYA PROTOKOL
Didalam setiap mengorganisir suatu acara baik resmi ataupun tidak resmi, PROTOKOL memegang peranan yang sangat penting demi suksesnya acara tersebut, apalagi menyangkut hubungan dengan pejabat.
Sehingga gagal atau suksesnya suatu acara semata-mata tergantung pada salah satu benarnya PROTOKOL dalam usaha tersebut. Didalam PROTOKOL yang dipergunakan terdapat 2 (dua) unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
1.       Tata cara / tata usaha
Didalam setiap acara resmi maupun tidak resmi akan selalu diupayakan untuk dilaksanakan dengan hikmat, megah dan agung. Dalam perbuatan atau tindakan yang dilakukan selalu berdasarkan aturan yang telah dilakukan. Aturan tersebut berupa urutan atau tata cara yang harus dipersiapkan sebelum kegiatan dilaksanakan sampai pada pelaksanaan suatu acara, meliputi :
a.       Pembentukan Panitia.
b.      Pembuatan Proposal
c.       Undangan, siapa yang diundang, jumlah yang diundang harus disesuaikan dengan kapasitas tempat, undangan VIP dan biasa.
d.      Pemberitahuan
e.       Surat Izin.
f.       Pengaturan tempat, letak jarak kursi, podium harus disesuaikan dengan klasifikasi undangan, jangan sampai podium membelakangi undangan, tempat duduk perlu diberi tanda untuk memudahkan undangan duduk.
g.      Pengaturan lampu, diatur yang tepat dan dipilih tempat-tempat yang strategis.
h.      Pengaturan Dekorasi, hiasan dekorasi merupakan penjelasan disingkat pada acara tersebut, tulisan singkat mudah dibaca dan dimengerti. Tempatkan dekorasi pada tempat yang sekiranya semua hadirin dapat membaca.
i.        Louds Speaker (Sound System) diusahakan semua undangan dapat mendengarkan dengan jelas.
j.        Penerima tamu, haruslah dicarikan orang yang luwes, berpakaian sopan, rapih, ramah agar dapat menimbulkan kesan yang baik kepada tamu undangannya sekaligus menunjukkan tempat mana yang harus ditempati, jika tamu itu orang mulia hendaknya jika pulang diantarkan sampai pintu gerbang, usahakan jangan sampai mengusir tamu yang sudah duduk, akibatnya akan merusak perasaan, maka untuk menghindari itu diberi tanda tulisan sebagai petunjuk.
  1. Tata Laksana berlangsungnya acara.
2.      Susunan acara, dapat disesuaikan dengan kebutuhan (sesuai acaranya )
3.      Mengkondisikan petugas yang akan tampil.
4.      Pengaturan waktu maksimal + 5 jam.
Salah satu bagian yang paling penting pada berlangsungnya acara adalah petugas MC (Master of Ceremony). Sehingga perlu ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk menjadi petugas MC yang baik dan benar :
1.      Percaya diri (PD)
2.      Suara yang bagus
3.      Kreatif
4.      Berpengalaman
5.      Bahasa, Vokal dan intonasi harus jelas dan benar
6.      Penampilan
7.      Harus membawa teks
Dari penjelasan tersebut diatas petugas MC mempunyai fungsi yang penting. Bagi kelancaran tugas seorang PROTOKOL  sehingga dua unsur ini adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.


D.    SYARAT-SYARAT TEKNIS UNTUK MENJADI PEMBAWA ACARA YANG BAIK

1.      Menguasai acara (tertib acara)
Setiap pembawa acara harus menguasi acara sepenuhnya, agar acara dapat benar-benar berjalan sesuai dengan urutan atau sistematika yang semestinya. Dengan penguasaan acara dimungkinkan tidak terjadi tumpang tindih, mana yang semestinya di awal dan mana yang semestinya di akhir.
2.      Bahasa
a.       Kalimat/kata/logat/naskah untuk announcing disusun dengan kalimat berdasarkan tata bahasa Indonesia. Jangan terlalu menggunakan kalimat yang terlalu panjang. Kata-kata yang dipakai tepat dan dapat dipahami oleh hadirin. Dalam pelaksanaan pembawa acara logat bahasa Indonesia cukup indah didengar. Jangan menggunakan bahasa Indonesia dengan logat bahasa Belanda atau bahasa lainnya.
b.      Artikulasi
Artikulasi semua vokal dan konsonan diucapkan tidak ada yang dikurangi dan ditambah. Semua huruf dibaca sesuai dengan bunyinya. Misalnya, Kata “dengan” jangan dibaca “dengen” kata “mempertahankan” jangan dibaca “mempertahanken”.
c.       Semua kekurangan dalam pembicaraan diejakan.
d.      Susunan kalimat dan kata-kata yang dipergunakan disesuaikan dengan keadaan hadirin. Misalnya orang-orang tua atau anak-anak muda atau kanak-kanak. Bahasa yang digunakan di hadapan anak-anak tentunya berlainan dengan bahasa untuk orang tua. Ada istilah kekanak-kanakan, istilah remaja, kalimat feminim, kalimat tegas, jelas, maskulin, penggunaannya harus benar-benar disesuaikan.
e.       Jika menggunakan kata-kata asing hendaknya cara menggunakannya yang benar, jangan sampai salah.

3.      Suara (vokal)
  1. Sebaiknya suara memiliki suara microphone
  2. Suara harus pada mulut paling depan dan diucapkan terang dan jelas. Untuk orang Indonesia tidak sulit, karena kata-kata dalam Bahasa Indonesia diucapkan dengan huruf terbuka.
  3. Dengan berbicara pada bagian mulut terdepan disertai artikulasi yang baik akan menimbulkan resonansi (gema) yang baik.

4.       Nafas
Nafas dan suara manusia bersangkut paut. Nafas hendaknya diatur, berhenti pada koma dan titik. Jangan sampai nafas terdengar.

5.       Kepribadian/Personality.
Seyogyanya anda tampil wajar dan jauhkan dari kesan dibuat-buat, jadilah diri anda sendiri dan jangan meniru kepribadian orang lain.

6.       Penggunaan Alat Pengeras Suara
a.       Mike mempunyai peranan yang sangat penting untuk membawakan acara. Mike bukan hanya alat teknis. Mike adalah alat yang artistik seperti instrumen musik bahkan dapat memperindah suara manusia.
b.      Jangan berbicara terlalu dekat dengan mike. Jarak yang baik kurang lebih 20 cm. Terlalu dekat akan mengakibatkan suara seperti ledakan, meskipun demikian hasil suara tergantung dari kualitas mikrophonenya.

7.       Berbagai Cara Penggunaan Mike
a. On Mike                         - Berbicara didepan mike secara biasa
b. Off Mike                        - Berbicara disamping mike karena suara diperkeras
c. Going On Mike              - Berbicara dari dekat menjauhi mike. Mike yang baik
        untuk membawa acara adalah sensitif dan merupakan 
        omnidirection mike yang dapat digunakan dari segala
        arah.


8.       Membawakan acara sesuai dengan acara yang telah ditentukan.
Untuk acara resmi tentunya membawakannya lain dengan acara hiburan. Untuk acara hiburan dapat diberi ulasan dan dibumbuhi sehingga menarik.

9.       Dengan cepat mencari jalan keluar apabila menghadapi kemacetan suara.
      Antara acara yang satu dengan yang lainnya harus ada kontinuitas.

10.   Disiplin waktu adalah sangat mutlak


E.     PANCARAN KEPRIBADIAN (PROJECTION MOF PERSONALITY)

Pembawa acara dalam melaksanakan tugasnya diukur dari pancaran kepribadiannya. Pancaran kepribadian tersebut titik beratnya adalah penampilan (appearance). Penampilan itu merupakan bentuk, citra diri seseorang, karena penampilan merupakan sarana komunikasi antara kita dengan orang lain. Seseorang yang tampil menarik adalah salah satu kunci sukses pembawa acara.
            Beberapa factor penunjang penampilan seseorang untuk memantapkan rasa percaya diri adalah :
1.      Sikap yang luwes, tapi menarik (adbtability).
2.      Bergaya wajar, tanpa dibuat-buat (Naturalness).
3.      Ramah tamah / akrab (Friendliness).
4.      Ekspresi muka dalam menghadapi audience (pandangan mata dan sikap kepala).
5.      Kebersihan dan kerapihan.
6.      Kesungguhan, kejujuran (sincerity).

F.     MENGATASI RASA GUGUP

Untuk mengatasi rasa gugup disarankan hal-hal sebagai berikut.
1.      Kuasailah materi yang akan disajikan dengan sebaik-baiknya betul-betul mantap.
2.      Yakinlah akan penampilan anda terutama cara berbusana dan kebersihan badan.
3.      Berbaurlah dengan para undangan sebelumnya, supaya tidak merasa asing terhadap mereka, yang nanti akan mendengarkan anda.
4.      Kalau perlu minumlah air putih sebelum bertugas.
5.      Perlu diperhatikan bahwa bukan hanya pidato yang penting, tetapi juga persiapan yang matang serta kemampuan untuk mengatasi sistuasi yang mendadak.
6.      Displin diri merupakan salah satu hal yang harus dimiliki dalam menjalankan tugas.
7.      Hindarilah sikap berlebihan dan rasa lekas puas.
8.      Public Speaking bukanlah suatu kepandaian yang semata-mata diwariskan, melainkan juga suatu hasil kerja kerras dan hasil dari mengumpulkan informasi dengan cara mendengarkan dari pihak-pihak lain.
9.      Berdoalah ke hadlirat Allah swt.

G.    PERANAN PEMBAWA ACARA

Berbagai sektor kegiatan dalam dalam kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, berorganisasi dan berkeluarga umumnya terdapat peristiwa-peristiwa yang memerlukan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, yang akan mempertaruhkan nama baik dan kewibawaannya.
Peristiwa tersebut terjadi, mengingat sesuatu kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya, misalnya ; perayaan dll. Dalam peristiwa tersebut diperlukan seseorang yang paling menonjol untuk menyalurkan segala sesuatu yang telah direncanakannya, seseorang itu dinamakan Pembawa Acara.
Pembawa Acara atau Announcer dalam suatu acara amat penting peranannya, tidak jarang suksesnya acara ditentukan oleh keberhasilan Pembawa Acara dan Pembawa Acara itu adalah merupakan salah satu bagian daripada tugas-tugas protokol dan ia disebut sebagai pengatur tertib jalannya acara. Oleh karenanya harus memiliki kategori “Qualifien”.

H.    TUGAS POKOK PEMBAWA ACARA

1.      Bertugas mengumumkan acara yang akan berjalan.
2.      Bertugas memberikan perhatian hadirin untuk mengikuti jalannya acara.
3.      Bertugas mengatasi hambatan-hambatan jalannya acara dan bertanggung jawab agar acara tetap berjalan dangan lancar.
Penjelasan
1.      Bertugas mengumumkan acara yang akan berjalan.
Ia adalah seorang yang mengetahui dengan baik dan mampu mengumumkan acara-acara yang akan berlangsung. Sebelum bertugas seorang pembawa acara wajib mempelajari keseluruhan acara yang akan berlangsung.
Sebagai pengetahuan, membawa acara termasuk bagian dari ilmu “Public Speaking” atau berbicara dengan orang banyak “ Annauncer”. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah “Pembawa Acara”. Pengetahuan membawakan acara perlu ditunjang oleh ilmu pengetahuan lainnya, diantaranya bahasa, psikologi, sosiologi, etika dan sebagainya.
Setiap orang dapat belajar membawakan acara, karena pada dasarnya membawakan acara adalah kemampuan bercakap-cakap. Yang paling penting dalam membawakan acara adalah memiliki microphone voice, sedangkan suara adalah anugerah Tuhan dan suara seseorang itu dciptakan oleh Tuhan dengan bentuk dan  warna yang berbeda sejak manusia itu lahir.
Dalam membawakan acara, apakah suara kita enak terdengar setelah melalui alat pengeras suara (microphone). Dengan demikian tak dapat disangkal lagi bila dikatakan bahwa suara adalah pantulan dari kepribadian seseorang, suara yang baik, diucapkan secara simpatik, jelas dan lengkap akan menarik perhatian hadirin.

2.      Bertugas menarik perhatian hadirin untuk mengikuti jalannya acara. Sebagai seorang pembawa acara yang baik dia harus dapat menarik perhatian hadirin atau undangan. Maksudnya, hadirin akan tertarik dengan penampilan pembawa acara, dari apa yang terlihat dan dari apa yang didengar.

a.      Yang terlihat
- Pakaian                     : Harus serasi, nyaman dipandang.
- Dandanan                 : Enak dipandang, tidak menyolok.
- Wajah                        : Segar, gembira dan ramah.
- Gerakan                    : Wajar, serasi dan sopan.
- Pembawaan               : Tenang, berwibawa, simpatik dan mengesankan.

b.     Yang didengar
- Suara                         : Lunak, lemes dan wajar.
- Bahasa                      : Mudah dimengerti
- Jelas didengar          
- Benar ucapannya     
- Menggema

3.      Bertugas mengatasi hambatan-hambatan jalannya acara dan bertanggung jawab agar acara tetap berjalan dengan lancar. Sebagai pembawa acara yang baik, selain dapat bertugas mengumumkan acara yang sedang dan akan berjalan, ia harus dapat menarik perhatian hadirin. Ia juga harus dapat mengatasi hambatan-hambatan / kemacetan acara dan dapat mengisi kekosongan acara.
Dilapangan tidak semua acara selalu bersih dan berjalan lancar. Karena dapat terjadi hal-hal yang tidak terduga yang merupakan hambatan bagi kelancaran suara. Seorang pembawa acara harus mampu mengatasi dan bagi pendengar atau hadirin selalu dijaga agar tidak merasakan telah terjadi hambatan. Dengan demikian seorang pembawa acara harus memiliki pengalaman dan pengetahuan serta latihan-latihan secara rutin.
Beberapa cara untuk mengatasi hambatan ;
Untuk mengisi kekosongan waktu pada suatu acara, dengan :
  1. Pembawa acara harus peka / cepat tanggap terhadap suatu masalah.
  2. Pandai berbicara, dapat dengan segera mengisi kekosongan acara tersebut.
  3. Dapat menguasi massa / hadirin.

I.       TUGAS PEMBAWA ACARA SECARA UMUM

1.      Dilihat dari segi sistematika

a.       Menyusun acara

b.      Mengecek pengeras suara
c.       Mengecek kesiapan acara
d.      Mengecek kehadiran
e.       Membawakan acara
f.       Menyimak jalannya acara
g.      Mengendalikan acara
h.      Menguasai dan mengatur hadirin
i.        Memperhatikan :

1.      Isyarat

2.      Ungkapan

3.      Emosi

2.      Dilihat dari segi isi
a.       Pembawa acara mengumumkan acara-acara menurut aturan dan saat yang telah ditentukan demi tertibnya upacara/acara.
b.      Seorang pembawa acara harus mempunyai suara yang baik, terang dan paham akan maksud, tujuan dan pelaksanaan acara.
c.       Dalam mengantarkan acara dipergunakan uraian-uraian yang bersifat lebih  menghormati daripada bersifat perintah.
d.      Pembawa acara pada waktu membawakan acara harus benar-benar sesuai dengan acara yang dibawakannya (hiburan, peringatan, ulang tahun dan lain-lain).
e.       Uraian pembawa acara hanya untuk mengantarkan acara-acara pokok / penting saja, jadi tidak semua gerakan dicontohkan oleh Pembawa Acara.

J.      FAKTOR UTAMA BAGI PEMBAWA ACARA

Seseorang yang telah menggeluti bidang ini atau akan diarahkan / dibina serta yang berkeinginan menjadi Pembawa Acara yang qualifed / professional (berpengalaman) dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu :
1.      Pembawaan Kelahiran
2.      Ilmu Pengetahuan/Knowledge
3.      Penampilan/Appearance
4.      Faktor Suara
5.      Konsentrasi
6.      Koordinasi
7.      Disiplin

Penjelasan :
1.    Pembawaan Kelahiran
Pembawaan kelahiran atau warisan biologis disebut juga “watak”. Watak adalah bagian dari kepribadian seseorang. Watak itu sesuatu keseluruhan dari sifat-sifat atau cirri-ciri dan dorongan-dorongan yang telah tertentu. Bapak Ki Hajar Dewantara menyatakan : “Watak terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh ajar yang dinamakan dasar yaitu bekal hidup atau bakat dari alam sebelum lahir yang sudah menjadi satu dengan kodrat hidupnya anak, sedangkan yang disebut ajar yatiu segala sifat pendidikan dan pengajaran mulai anak dalam kandungan ibu hingga akil baligh ayng bias mewujudkan intelligible yakni tabi’at sedangkan tabi’at merupakan bagian dari kepribadian. Jadi watakpun merupakan bagian dari kepribadian. Watak manusia yang menjadi pembawaan seseorang yang alngsung dipengaruhi oleh warisan pembawaan kelahiran ada tiga macam, yaitu : Perangai, Iteligensi, dan Bakat.

a.      Perangai
Perangai seseorang terbagi dalam empat klasifikasi, yaitu :
1)      Sanguinis             : Optimis, Gembira, giat.
2)      Phlegmatis          : Berperangai dingin /lesu
3)      Choleris               : Lekas marah
4)      Melancholis         : Pesimis dan sayu
Perangai masih belum meliputi seluruh tabi’at / watak manusia malahan jauh daripada itu. Perangai tidak menentukan sifat-sifat seseorang seperti : sifat Altruis (ingat kepada orang lain), Sifat Egois (mementingkan diri sendiri).

b.        Inteligensi Kemampuan
Inteligensi ini ada hubungannya dengan warisan biologis yang menjadi pembawaan seseorang, hal  ini nyata sekali kalau diperhatikan ada anak yang dilahirkan selalu demikian, malahan dengan potensinya untuk menjadi inteligensi. Inteligensi ini adalah merupakan potensi umum. Ini merupakan perkembangan yang lurus kepada perwujudan inteligensi. Secara alamiah dapat ditemukan beberapa kenyataan, yaitu : pada orang yang berjiwa pandir sering dijumpai sifat-sifat yang baik seperti kejujuran, kesetiaan dan kemurahan hati, sedangkan pada orang yang amat inteligensi kadang-kadang dapat dilihat sifat-sifat yang jelek yaitu menyimpang dari kaidah-kaidah kesulitan.

c.         Bakat
Bakat ada hubungannya dengan warisan biologis, hal ini dapat dilihat dengan jelas pada anak-anak yang berbakat. Bakat memerlukan perkembangan, misalnya dengan pendidikan, latihan dan belajar. Bakat merupakan unsur kepribadian atau watak seseorang yang penting, lain halnya dengan perangai dan iteligensi.
Dari uraian tentang perangai, inteligensi dan bakat maka watak dapat disimpulkan yaitu merupakan keseluruhan sifat-sifat seseorang tidak lepas dari situasi, kondisi dan lingkungan sekelilingnya.

2.        Ilmu Pengetahuan / knowledge
Seseorang pembawa acara harus memiliki dasar pendidikan khusus maupun umum. Hal itu dapat diperoleh dengan mengikuti kursus-kursus, membaca Koran / majalah, melihat siaran televisi /radio khususnya siaran berita dan lain sebagainya agar baginya memiliki suatu kemampuan oleh karena tanpa itu maka amat sukar menjadi pembawa acara yang baik dan benar serta sebutan istilah baik di dalam pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan merupakan tolok ukur ilmu pengetahuan, karena sesutau yang diucapkan pembawa acara, langsung mengenai harkat, derajat dan martabat seseorang.

3.        Penampilan / Appearance
Penampilan bagi pembawa acara adalah harus dapat menciptakan kepercayaan bagi hadirin terhadap dirinya. Faktor yang harus diperhatikan  oleh pembawa acara dalam hal penampilan adalah make up, penggunaan pakaian, gaya dan pengucapan.
Di bawah ini uraian tentang hal tersebut sebagai berikut :
a.         Make Up
Dalam menggunakan make up kita harus dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, malam, siang dan pagi.
b.        Pakaian.
Kita harus dapat menyesuaikan diri dalam acara mengenakan pakaian, resmi / tidak resmi, warna pakaian, suasana pagi, siang dan malam.
c.         Gaya
Gaya adalah suatu bentuk gerakan bagi si pembawa acara dalam posisi berdiri, berjalan, diam, berbicara. Bila kita bersemangat tentu pendengar juga semangat, dan ini diukur dari volume suara yang akan menumbuhkan daya tarik si pendengar. Berusahalah untuk menyesuaikan diri dengan audiens karena pembawa acara merupakan show window / tempat mempertontonkan contoh.

4.        Pengucapan /Pronounciation
Pengucapan / penyampaian ide adalah merupakan teknik  membawa / menyampaikan suatu aspirasi / ide yang di dalamnya harus di lukiskan dalam bentuk inspirasi, hakikat membentuk pola intonasi adalah untuk menonjolkan sesuatu yang dipandang lebih penting dari pada bagian lain. Juga diperlukan kemahiran dalam penggunaan bahasa, teknik, gaya pembawaan yang baik bebas dari logat daerah yang memiliki gaya persuasif (meyakinkan dalam membawakannya).

5.        Faktor suara
Volume suara dalam membawakan acara, berpidato dan berbicara santai amat berbeda, adapun faktor suara yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a.       Suara dikumandangkan jelas dan mengandung arti bagi si pendengar.
b.      Suara yang dikumandangkan harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan.
c.       Suara yang dikumandangkan mampu menjiwai isi yang diutarakan dan lebih daripada itu dapat dijiwai oleh pembawa acara.
d.      Volume suara yang dikumandangkan amat tergantung dari isi.
Pembawa acara harus pandai mengatur jarak antara mulut dan microphone dan dapat dilakukan dari berbagai jarak / arah.

6.        Konsentrasi
Seorang pembawa acara pada saat bertugas hendaknya konsentrasi betul-betul diterapkan dalam dirinya dan prinsip pemusatan pikiran di mana dia saat ini, apa yang akan diucapkan kelak, apa yang terjadi setelah pengucapan itu dan mengetahui bagaimana akhir perbuatannya itu. Konsentrasi juga akan membentuk rasa tanggung jawab yang tinggi, hindarkan senda gurau yang tidak berarti karena hal itu akan merusak konsentrasi.

7.        Koordinasi
Koordinasi ini dilakukan dengan pemeran lainnya seperti bagian peralatan, konsumsi, penerima tamu, pelaku dan personal lain yang merupakan patner pembawa acara untuk menciptakan suksesnya acara. Koordinasi di dalam gerakannya terdapat empat sekotr yaitu :
a.       Reporting ( dari bawahan kepada atasan).
b.      Konsultasi (antara sesama).
c.       Intruksi (dari atasan kepada bawahan).
d.      Terinformasi ( smua pihak).

8.        Disiplin
Disiplin dalam pengertian khususnya adalah tertib dan taat, dan mempunyai pengembangan yaitu :
a.         Tentang kehadiran (jam J-1)
b.        Tentang ketaatan dalam membawa acara yang telah disusun dan disahkan.
c.         Tentang hierarkhis kepada siapa ia bertanggung jawab dan tata atas perintah, karena bila semua orang dapat mengomandonya maka acara yang telah disusun dan disahkan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
d.        Berpakaian harus tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

K.    ASPEK MENTAL DAN SEORANG PEMBAWA ACARA.
            Terdapat dua aspek utama dalam MC / pembawa acara yaitu :
1.      Segi Mental
2.      Segi Fisik

Penjelasan :
1.      Segi Mental / Non Fisik
a.       Dapat dikatakan bahwa tugas utama MC merupakan panggilan lahir dan batin, kemudian dikembangkan dalam suatu profesi yang mantap tapi juga akan berhasil melalui latihan yang tekun.
b.      Perlu memiliki suara yang baik, tenang, paham akan maksud dan tujuan pelaksanaan acara agar mengenai sasaran rasa santai dan canda (Sense of Humor).
c.       Hal ihwal sopan santun (etiket). Penampilan harus tetap dijaga dan meyakinkan. Perhatikan posisi berdiri, duduk agar tampil baik dan meyakinkan.
2.      Segi Fisik
a.       MC tidak dibenarkan menyebutkan tamu satu persatu kecuali tamu VIP (Very Important Person)
b.      Tidak dibenarkan memberikan ulasan / komentar atau tanggapan terhadap hal yang telah dikatakan oleh pembicara lain.
c.       Tidak berdiri sendiri dalam menjalankan tugasnya, melainkan banyak tergantung pada “Team Work” dengan anggota panitia lainnya.
d.      Perlu Giat mengumpulkan data yang mendukung suatu acara, dan dalam mengumpulkan data harus berusaha sendiri mengambil inisiatif (tidak menunggu datangnya data secara Pasif).

L.     PENUTUP

Demikian catatan singkat yang bisa kami sampaikan, sehingga motivasi serta dorongan dalam upaya meningkatkan SDM utamanya dalam bidang PROTOKOL. Kami menyadari kelemahan dan keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis, sehingga pasti terjadi banyak kekurangannya. Untuk itu mohon dimaafkan.